Lucu

Lucu
TazMania

Jumat, 18 Februari 2011

Berlutut .

         "Edi, kasih gua minuman yang paling keras!" teriak Eko di sebuah bar. "Gua barusan berantem lagi sama bini gua."

         "Terus, kali ini gimana akhir ceritanya?" tanya Edi si bartender setengah nggak berselera mendengarkan cerita Eko.

         "Sesuai berantem, bini gua mendatangi gua dan berlutut...," kata Eko sambil nenggak minuman.

         Waahhh...hebat lu, tumben-tumbenan kejadiannya kayak gini. Terus dia bilang apa?" tanyanya.

         "Dia memaki-maki gua dan menyuruh gua keluar dari kolong tempat tidur!"

Berhenti Merokok.

         Saat sedang duduk di depan rumah, Joko tiba-tiba meminta rokok pada Adiyang lebih dulu nongkrong di tempat tersebut. "Minta rokokmu sebatang!" pinta Joko.

         "Lho, saya sangka Anda sudah berhenti merokok. Anda khan sudah tahu bahwa merokok itu merusak tubuh!" ungkap Adi sambil mengingatkan.

         "Saya memang sedang dalam proses berhenti merokok. Dan sekarang saya sedang dalam tahap pertama," jelas Joko.

         "Apa tahap pertama itu?" tanya Adi. "Berhenti membeli rokok!"

BEDA .

          Tiga cowok temen kuliah ketemu di sebuah cafe.

          Bejo : "Eh, Blo, kalo ga salah dulu kamu pacaran sama Dewi. Kenapa gak jadi menikah?"

          Tablo : "Ortuku nggak setuju. Beda agama. Eh, kamu sama cintya, gimana?"

          Bejo : "Ortuku gak setuju. Beda etnik."

          Temen ketiha, Jeko diam. Tablo dan Bejo menatapnya.

          Berdua tanya, "Eh, Ko, gimana hubunganmu sama Karen? Katanya bubar juga, kenapa?"
  
          Jeko menarik napas : "Beda kelamin...!"

Kamis, 17 Februari 2011

Dilarang Membalas .

          Pada suatu hari, keluarga seorang Pendeta sedang berkendara untuk menghadiri suatu ibadah Natal.
Dengan penuh sukacita, Pak Pendeta bersama keluarganya menuju tempat yang tertera dalam undangan.

          Sesampainya di tempat yang dituju, ternyata halaman parkir telah dipenuhi oleh para undangan lain.
Tampaknya ibadah ini cukup menarik minat banyak orang. Setelah berputar-putar, beruntung ternyata terdapat satu tempat parkir di antara mobil-mobil yang penuh sesak dan di sana sudah mennggu si tukang parkir.

          Melihat mobil Pak Pendeta, dengan gesit tukang parkir memberi tanda dan Pak Pendeta menghampirinya.

          Setelah mengarahkan kendaraan ke tempat yang tersedia, si tukang parkir dengan aba-abanya, " terus... terus... kiri... kiri..."

          Dengan gesit Pak Pendeta mengikutinya. Tukang parkir terus mengarahkan, "balas ... balas ... balas ..."

           Dan tiba-tiba terdengar bunyi "DUK". Ternyata bemper mobil Pak Pendeta menyruduk mobil lain. Dengan agak marah si tukang parkir menegor,"Bagaimana Bapak ini... kan sudah saya arahkan balas ... balas ... malah terus saja."

          Dengan tenang Pak Pendeta balas menjawab, "Dik ... saya ini Pendeta, harus mengasihi setiap orang dan dilarang membalas."